DAYA KERJA ANTIMIKROBIAL
1/07/2011 07:24:00 AM | Author: Mikrobiologi Umum

Pada tahun 1917, Joseph Lister menggunakan disinfektan yang mengandung persenyawaan fenol, yaitu asam karbol untuk medisinfeksi peralatan bedahnya. Sampai sekarang pun, fenol digunakan sebagai larutan baku penentu keampuhan disinfektan.
Berbagai faktor yang mempenqaruhi penahambatan mikroorganisme mencakup kepadatan populasi mikroorganisme, kepekaan_terhadap_bahan antimikrobial volume bahan yang disterilkan, lamanya _ bahan antimikrobial diaplikasikan pads mikroorganisme, konsentrasi bahan antimikrobial, suhu, dan kand_, omen bahan organik. Protein akan mengurangi daya kerja disinfektan; sedangkan panes mempercepat daya kerjanya. Daya kerja disinfektan terhadap bakteri pembentuk spore dan Mycobacterium kurang baik.
Untuk membandingkan kekuatan disinfektan dalam menghambat pertumbuhan bakteri dapat digunakan cakram kertas. Pada care ini cakram kertas dengan diameter tertentu dibasahi dengan disinfektan, kemudian diletakkan pada Lempengan agar yang telah di inokulasi. Care pengerjaan cakram kertas same dengan teknik pengujiaan antibiotik. Lempengan agar ini kemudian dieramkan lempengan agar yang telah dinokulasi. Care pengerjaan cakram kertas selama 48 jam. Jika disinfektan menghambat pertumbuhan bakteri, make akan terlihat daerah jernih sekeliling cakram kertas. Luas daerah terang ini menjadi ukuran kekuatan daya kerja disinfektan.
Daya kerja antimikrobial bahan kimia seringkali disetarakan dengan fenol.   Kemampuan bahan kimia dib.anding_kan__~dengan _ fenol disebut koefisien fenol. Nilai ini diperoleh dengan membagi pengenceran tertinggi bahan kimia yang mematikan mikroorganisme dalam waktu 10 menit, namun tidak mematikan dalam waktu 5 menit dibagi dengan pengenceran tertinggi fenol yang mematikan mikroorganisme dalam waktu 10 menit, namun tidak mematikan dalam waktu 5 menit. Bahan kimia yang mempunyai koefisien fenol lebih dari 1 mempunyai daya kerja antimikrobial yang lebih balk dibandingkan fenol.
Bahan kimia yang digunakan dalam pengobatan (kemoterapeutik) menjadi pilihan bile dapat mematikan den bukan hanya menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Bahan kimia yang mematikan bakteri disebut bakterisidal, sedangkan bahan kimia yang menghambat pertumbuhan bakteri disebut baktoriostatik. Bahan antimikrobial dapat bersifat
bakteriostatik pada konsentrasi rendah, namun bersifat bakterisidal-pada
Bahan kemoterapeutik yang baik mempunyai daya mematikan mikroorganisme, namun tidak menyebabkan keracunan pada induk semang yang menggunakan bahan tersebut; bahan dengan sifat demikian memiliki toksisitas selektif.

A. Praktikum Daya Kerja Disinfektan 1. Bahan yang diperlukan a. Biakan:
Staphylococcus aureus  
Salmonella typhymurium
b. Medium : Agar dalam tabung
c. Disinfektan : 
I. Fenol 5%
II. Lisol 
III. Axi
IV. Hipoklorit5,25% 
V.Alkoho170%
Cakram kertas.
2. Cara kerja
a. Ambil 2 tabung agar yang telah dicairkan.
b. Inokulasi masing-masing tabung dengan biakan yang disediakan.
c. Tulis nama disinfektan dan nama bakteri pada cawan.
d. Kocoklah tabung diantara dua telapak tangan, kemudian tuangkan ke
cawan petri. Biarkan agar membeku (10 -15 menit).
e. Ambil cakram kertas dengan pinset, kemudian celupkan dalam larutan disinfektan yang disediakan. Letakkan cakram kertas pada permukaan lempengan agar. Perhatikan bahwa jarak antara cakram kertas harus cukup jauh.
f. Eramkan dalam almari pengeram (37°C) selama 48 jam.
g. Ukurlah luas daerah jernih. Pengukuran dilakukan dari dasar cawan petri. h. Bandingkan daya kerja berbagai disinfektan terhadap kedua bakteri.
|
This entry was posted on 1/07/2011 07:24:00 AM and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

0 komentar: